Komisi X DPR RI Apresiasi Pembangunan Sekolah Olahraga Nasional Bukit Hambalang
Komisi X DPR RI memberikan apresiasi dan dukungan terhadap pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Bukit Hambalang di Kabupaten Bogor.
Namun Komisi X DPR RI menyayangkan mengapa proyek pembangunan yang demikian strategis dan penting tidak dinfokan secara detail sehingga menimbulkan berbagai pertanyaan.
Raihan Iskandar (F-PKS) menyatakan jika proyek pembangunan sekolah olahraga nasional cukup strategis dan menjadi prioritas semestinya ada pembicaraan lebih dulu dengan dewan agar dewan mendapatkan informasi dengan baik.
“Mungkin hal-hal seperti inilah yang membuat akhirnya menjadi pertanyaan. Karena informasinya telat,” kata Raihan dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (17/8)
Raihan juga menyoroti anggaran PON XVIII Tahun 2012 di Riau yang tidak dimasukan dalam Anggaran Tahun 2012 Kementerian Pemuda dan Olahraga, namun masuk sebagai Anggaran Tambahan Tahun 2012. “Penyelenggaran PON adalah prioritas dan strategis mestinya diajukan lebih dulu, rencana strategis dan prioritas mestinya dikedepankan dulu,” paparnya.
Sedangkan Theresia Pardede (F-PD) mengharapkan ada strategi planning yang terukur dari pembangunan sekolah olahraga nasional Bukit Hambalang. Sehingga outputnya dapat diketahui tahun berapa dan berapa atlit yang dihasilkan dari berapa cabang olahraga dan ada bentuk koordinasinya dengan PB-PB.
Hal ini menurut Tere sapaan akrabnya, agar kita tidak terjebak dalam pembangunan yang sifatnya fisik saja, yang dibutuhkan adalah atlit-atlit.
“Dengan adanya Hambalang ini sebenarnya strategi apa yang sudah dipersiapkan dalam hal mempersiapkan atlit-atlit nasional kita dari 22 cabang olahraga yang diusulkan,” imbuhnya.
Sementara Harbiah Salahudin (F-PG) menyatakan setuju dan memberikan apresiasi atas pembangunan Sekolah Olahraga Nasional Bukit Hambalang. Namun Harbiah menyayangkan pembangunan belum selesai. “Mohon diberikan penjelasan, kalau pembangunan belum selesai berarti ada ketidaksesuaian antara serapan dan dana yang sudah dikucurkan,” katanya. (sc)/foto:iw/parle.